Membohongi diri
Panggil aku si pandai dalam berbohong Dulu kecil, aku berbohong dengan mengatakan kepada orang tuaku bahwa aku mencuri uangnya yang bernominal kecil, padahal nominal itu sebenarnya cukup besar. Beranjak remaja, aku berbohong dengan mengatakan kepada orang tuaku bahwa nilaiku bagus, padahal nilaiku saat itu sangat jelek. Penghujung remaja, kebohonganku bukan persoalan uang atau nilai, melainkan persoalan diri dan perasaan. Aku berbohong kepada sekitar bahwa aku tak apa. Aku berbohong kepada sekitar bahwa aku tak terluka. Aku berbohong kepada sekitar bahwa aku tak hancur. Aku berbohong kepada sekitar dengan mengatakan cerita kesempurnaan diriku yang sebenarnya semu. Aku berbohong dan terus berbohong. Terlalu banyak kebohongan lain yang kututupi dengan seluruh topeng kebahagiaan yang palsu, hingga aku tak sanggup. Tapi, bagaimana bisa aku berkata jujur kepada dunia jika aku saja berbohong kepada diriku sendiri bahwa aku baik-baik saja?